noy boy L.o.V.e angelinhere

noy boy L.o.V.e  angelinhere

Wednesday, November 21, 2012

Balada Membeli Rumah : KPR dan Keruwetannya

By Angelinhere


Akhirnya Beres juga keruwetan yang terjadi di keluarga The Hartanto Family 2 bulan belakangan ini… Rasanya? Legaaa….
Ternyata eh ternyata, keinginan untuk memiliki sebuah rumah itu tidak sesimple menabung, mempunyai uang and so on… semua itu pretty much complicated, kadang boiling my mind buat mikirin KPR thingynya doang…

Tapi ini hanya terjadi bagi keluarga kecil seperti kami yang berupaya membeli rumah dengan uang kami sendiri, bukan hasil dibeliin ortu atau hasil warisan atau hasil durian runtuh *halah. Jadi buat kami berdua dibalik seluruh keruwetan ini ada rasa yang bisa kita banggakan lah.

So buat readers yang newly weds a.k.a baru membangun keluarga kecil dan ingin mencoba peruntungan memiliki rumah sendiri ini ada sedikit tips buat kalian, semoga berguna :
1. Tabungan
Simple ya, kata orang jaman dulu khan gini : Biasakan lah diri untuk selalu menabung. Dan somehow saat ini, itu ada gunanya banget deh… Dulu sewaktu Angelinhere belom kenal ‘in a relationship way’ sama Noyboy, semua gaji, semua pendapatan, gak pernah ada yang bersisa hingga bulan kedepannya semua abis Blaaaasss! Tapi semenjak Noyboy dan Angelinhere berpacaran, dari awal kita sudah ‘berani’ untuk punya tabungan bersama yang dipegang/dikelola Angelinhere… Alhasil dana itu bisa buat nambah-nambah biaya nikah, bisa nambah-nambah budget honeymoon, akhirnya saat ini bisa buat nambah-nambah DP Rumah! Alhamdulillah… Kenapa disebut nambah-nambah, karena porsi dana yang kita kucurkan memang gak FULL, ya khan harus dipikirkan juga spot budgetnya masa harus dihabiskan semuanya untuk 1 hal?

Buat Readers yang saat ini lagi pacaran atau yang sudah menikah, hayo budayakan menabung. Sisihkan 10-20% gajimu untuk menabung, anggap saja setiap bulannya gaji kita berkurang dan dicukup-cukupin lah itu semua pengeluaran. Pasti bisaaaaa…
Karena tiba saatnya kita akan membutuhkan jumlah uang yang cukup besar, misalnya, untuk membayar DP Rumah, dan gak mungkin bisa terpenuhi tanpa kebiasaan menabung. Trust me! It Happened!

2. Jangan didengarkan rasa : takut ini takut itu, khawatir gak bisa gini dan gitu dll
Yang namanya membuat keputusan membeil rumah apalagi dalam kasus keluarga kecil dengan pendapatan berkecukupan, pasti kalau dipikir secara logika gak akan sampai-sampai, akhirnya malah impactnya mengurungkan niat kita untuk membeli rumah. Padahal apa? Tiap tahun harga rumah gak ada istilahnya turun! Jadi siapkan keberanian kita berdua (pasangan), bahwa kita bisa melalui masalah ini, dengan catatan point no. 1 (masalah tabungan) sudah tersedia paling tidak ada cukup lumayan lah nominalnya dan gak mesti full terpenuhi untuk kebutuhan DP lho, paling tidak ada 30% nya lah.

3. Minta doa sama orang tua
Ini gak kalah penting, semua hal bisa terjadi dengan baik kalau kita bisa dapet restu dari orang tua. Mereka yang lebih berpengalaman soal hidup di dunia dan untuk masalah akhirat yang tak bisa difikirkan oleh manusia karena doa orangtua itu tak terhingga harganya.

4. Satukan visi dan komunikasi yang baik antara kalian berdua (antar pasangan)
Sebelum yakin mau ambil rumah, pastikan antara kita berdua (pasangan) sudah punya 1 visi dan 1 bahasa yang sama. Jangan sampai nanti saat proses berjalan ada hal-hal yang tidak sesuai untuk berdua malah jadi hal sengketa…

5. Seleksi Bank Penyedia Fasilitas Kredit (KPR atau KTA dan sejenisnya)
Semua bank pasti punya kelebihan dan kekurangan, nah saat kita memilih bank mana yang bakal kita pakai untuk pengajuan KPR harus jeli tuh Readers. Apakah Readers memilih untuk menggunakan system bank konvensional atau system bank syariah. Keduanya pasti ada aja kekurangan maupun kelebihan. Pikirkan hal tersebut untuk jangka panjang, jangan terpengaruh oleh nominal kecil tapi ternyata bunganya bueeessaaaarrr… Karena urusan KPR khan urusan jangka panjang, minimal 10 tahun – 20 tahun. Soooo, pertimbangan yang diambil harus sematang mungkin… Kalau Angelinhere kemarin memutuskan memakai jasa bank syariah. Alasannya? Bukan karena ini islami atau apalah, tapi karena perhitungan pinjamannya beserta bunganya secara global sudah ditentukan di awal sewaktu akad kredit. Breakdown antara besaran bunga dan besaran pokok pinjaman sudah bisa dilihat dari bulan pertama mencicil sampai di akhir masa cicilan. Dan kalaupun Readers mau melunasi lebih cepat dari perkiraan waktu yang disetting di awal, secara perhitungan pembayaran bunga sih lebih murah dan tidak ada pinalti karena membayar lebih cepat dari tempo waktu yang disepakati, kita hanya perlu membayar berpa hutang pokok kita yang masih tersisa. Kalau system bank syariah di awal/ akad, bank sudah secara gamblang menjelaskan berapa margin keuntungan yang bank ambil dari pinjaman yang kita buat ke bank selama waktu periode peminjaman. Jadi gak ada istilah ‘tertipu’ atau termanipulasi.
Dan tanyakan secara jelas system promo yang mereka tawarkan. Kalau masih ragu, Tanya orang-orang terdekatmu yang sudah pernah melalui proses KPR dari Bank A, B dan C, jadi kita punya referensi banyak.

So, Selamat menikmati rumah baru mu Readers… Semoga artikelnya bisa menginspirasi dan sukseis selaluuuuuu ya temans ^_^

Tuesday, November 20, 2012

Dia : Wanita dan Luar Biasa

rewrite by angelinhere


Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”

Tuhan menjawab:“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?”

Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”

Tuhan menjawab:“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?”

Malaikat itu takjub.

“Hanya dengan dua tangan?….impossible!“

Dan itu model standard?!

“Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya“.

“Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA”.

“O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”.

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita-ciptaan TUHAN itu.

“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?” “Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“

“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.

Tuhan menjawab:
“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi.”

Malaikat itu menyentuh dagunya….
“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”

“Itu bukan lelah atau rapuh….itu air mata”, koreksi TUHAN

“Untuk apa?”, tanya malaikat

TUHAN melanjutkan:
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”

“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita- ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!”

Ya mestii…!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.

Cintanya tanpa syarat.

Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:

Dia lupa betapa berharganya dia…

Wednesday, November 7, 2012

Hear What We Want To Hear

By Angelinhere


Suatu saat kita pasti akan dihadapkan pada suatu masalah yang cukup complicated… Lalu biasanya kita akan mencurahkan ‘perasaan tidak menyenangkan’ tersebut dengan orang-orang yang kita kenal dekat.

Apa yang Readers semua harapkan feedback dari orang yang sudah kita ceritakan masalahnya secara gamblang, tuntas, sampai ‘cetar membana’ (istilah nya si Syahrini, sebenarnya eneg ngomongnya tapi suddenly kebayang-bayang mulu di otak Angelinhere *Gosh!*)

1. Respond si A : “Yang sabar yah..”
Yup, ini respond paling tidak menyenangkan menurut Angelinhere. Why?
Kata sabar tidak perlu diucapkan orang lain menurut Angelinhere, karena begitu kita tertimpa masalah pasti diri sendiri juga sudah aware dengan self alert ‘sabar’ nya… Kalau sampai harus diulangi oleh orang lain, bahkan orang lain itu bukan Cuma 1 orang tapi buanyak rasanya itu : Ganggu banget! Hehehe…
Dan itu tidak membuat orang menjadi lebih rileks deh kayaknya, not a relieving feelings.
Atau jangan-jangan, ada juga yah orang-orang yang justru mengharapkan orang hanya untuk mengatakan ‘ Sabar yah…’ pada dirinya? That’s it! Hmm… who knows?

2. Respond si B : “Wah, padahal lo bener tuh! Kok jadi lo yang terdesak gitu yah?!”
Yup, ini dia kawan kita yang langsung menyimak suatu masalah dengan caranya yang ‘straight to the point’ dan langsung men-judge sesuatu benar atau salah hanya dari satu sudut pandang a.k.a tidak berimbang. Tapi sometimes kadang ini menjadi hal yang melegakan untuk kuping dan hati si orang yang lagi tertimpa masalah, karena somehow pasti kita merasa ‘terbela’, hehe…
Karena kadang dalam kondisi seperti ini ada orang yang hanya mau mendengar apa yang kupingnya mau dengar dan selebihnya ‘I don’t even care about it anymore’! hehe.
Tapi ada baiknya kita harus sedikit lebih wise, bahwa suatu masalah pasti memiliki minimal dua sisi, jadi penelusuran masalahnya harus lebih berimbang.

3. Respond si C : “ Gini, mungkin ada yang salah dengan cara berkomunikasinya, jadi kalian sebenarnya tidak ada yang benar atau salah…”
Yup, ini dia si teman yang bisa dibilang ‘the positive guy’, the way he/she thought is all about positive thinking. Dia melihat masalah dari sisi ‘orang luar’ yang tidak berpihak dan lebih clear melihat masalah yang sebenarnya.
Tapi, (again there is), yaitu tadi, terkadang si kuping yang punya masalah merasa orang-orang seperti ini too good to be true… Bahwa masalah tidak sesimple yang dia pikirkan, bahwa ini semua jauuuuh lebih rumit dari pada semua pemikiran positif thinking nya…

Pada akhirnya semua kembali ke individunya itu sendiri, si pemilik masalah, mau mendengarkan respond yang mana? Its your way to choose… Thanks for Reading ya temans ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...